JembranaSeni & Budaya

Tresna lan Punia Pakis Bali, Ny. Putri Koster Tekankan Tari Rejang Adalah Identitas Tiap Desa Adat

JEMBRANA | suaratabanan.id – Tari Rejang merupakan tari wali bukan tari bebalihan jadi tarian tersebut memang perlu difungsikan sebagai tarian sakrak untuk keperluan upacara. Hal itu diungkapkan Manggala Utama Paiketan Krama Istri (PAKIS) MDA Bali Ny. Putri Koster Pada acara Tresna lan Punia PAKIS Bali di Wantilan pura Jagatnatha Desa Adat Dauhwaru Jembrana. Selasa, (30/5)

Ny. Putri Koster mengatakan, bahwa tari Rejang ibarat identitas bagi sebuah desa adat di Bali, karena diciptakan sesuai desa kala patra yang berlaku setempat. Wanita yang akrab disapa Bunda Putri itu sangat memperhatikan keberadaan dan kelestarian seni, adat dan tradisi Bali. Salah satu yang menjadi perhatiannya saat ini adalah keberadaan tari-tarian wali atau tari untuk upacara yadnya yang bersifat sakral, diantaranya Tari Rejang. Dharapkan keberadaan Tari Rejang tetap lestari dan sesuai dengan pakem serta fungsi Tari Rejang itu sendiri.

“Akhir-akhir ini semakin banyak jenis tarian Rejang yang bermunculan. Saya harap keberadaan tari-tarian tersebut sudah sesuai dengan pakem dan nilai-nilai kesakralan Tari Rejang,” ujarnya.

Pada kegiatan yang dihadiri sejumlah pimpinan OPD dilingkungan Pemprov Bali itu Ny. Putri Koster berpesan kepada krama Bali untuk selalu menjalankan Pergub. Bali Nomor 97 tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, melalui tidak menggunakan plastik saat membawa sesajen ke Pura, serta membawa tempat tirta sendiri. “ imbuhnya.

Kegiatan Tresna lan Punia yang dilaksanakan PAKIS MDA Provinsi Bali merupakan salah satu bentuk program aksi sosial membantu masyarakat sekaligus sosialisasi program kerja PAKIS dan keberadaan PAKIS kepada masyarakat.

PAKIS merupakan lembaga baru dimana dalam usia dua tahun ini PAKIS terus melakukan konsolidasi dan memantapkan pondasi organisasinya. Keberadaan PAKIS adalah sebagai tempat berdiskusi dan sebagai wadah atau lembaga adat dimajelis desa adat untuk melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota dalam rangka menyerap aspirasi serta permasalahan yang ada sehingga dapat dicarikan solusinya. Begitu juga ibu ibu yang tergabung dalam organisasi PAKIS memiliki tugas melestarikan adat budaya dan tradisi yang diwarisi oleh para leluhur di Bali sehingga ditengah gempuran modernisasi, budaya, adat istiadat dan tradisi Bali tetap lestari.

Dalam acara Tresna lan Punia itu, PAKIS Bali menyerahkan bantuan kepada 150 warga terdiri dari lansia, ibu hamil, disabilitas, krama istri, pecalang dan yowana. Bantuan yang diberikan sebanyak 3 ton beras, 300 liter minyak goreng, 150 krat telur dan susu. Masing masing penerima mendapatkan 20 kg beras, 2 liter minyak goreng serta satu krat telur dan satu box susu. Selain sembako juga disalurkan bantuan berupa bibit tanaman sayur dan buah.

Sementara Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra mengajak krama Bali khususnya para Yowana turut serta mensosialisasikan program-program Pemprov Bali dengan visinya Nangun Sat Kerthi Loka Bali. “ banyak program yang berpihak untuk kemajuan adat dan budaya Bali. tegasnya.

Sedangkan Bandesa Madya Kabupaten Jembrana I Nengah Subagia menyampaikan terima kasih kepada PAKIS MDA Bali karena sangat memperhatikan kramanya. Ke depan diberharapkan semakin banyak yang memberi bantuan bagi krama yang membutuhkan. (ST-WIN)