Denpasar, 3 November 2025 — Kebijakan pembelajaran mendalam (deep learning) yang kini menjadi arah strategis peningkatan mutu pendidikan menuntut perubahan pada desain pembelajaran dan mekanisme penilaian yang mampu mengukur pemahaman konseptual serta keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal tersebut tampaknya juga menjadi perhatian khusus bagi SD Negeri 24 Dauh Puri. Menindaklanjuti kebutuhan tersebut, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra menyelenggarakan program pengabdian masyarakat bertajuk “Pendampingan Perencanaan SOLO Taxonomy berbasis Nilai Tri Pramana dalam Praktik Pembelajaran dan Penilaian Formatif di SDN 24 Dauh Puri” yang berlangsung pada 28 Oktober – 14 November 2025.
Sekilas tentang Topik
John Biggs & Kevin Collis penemu SOLO Taxonomy menjelaskan, SOLO Taxonomy (Structure of Observed Learning Outcomes) adalah kerangka penilaian yang mengklasifikasikan capaian belajar menjadi level-level berjenjang mulai dari pre-structural, uni-structural, multi-structural, relational, hingga extended abstract sehingga memudahkan guru merancang indikator dan tugas yang menggambarkan kedalaman pemahaman siswa. Di sisi lain, Siklus Belajar Tri Pramana menekankan tiga cara memperoleh pengetahuan: pengalaman langsung (pratyaksa pramana), inferensi atau penalaran logis (anumana pramana), dan sumber terpercaya (sabda pramana). Siklus ini mendorong pembelajaran yang berpusat pada siswa, menggabungkan aktivitas eksplorasi, pemecahan masalah, dan rekonsiliasi pemahaman melalui sumber terpercaya. Mengintegrasikan SOLO Taxonomy dan Tri Pramana berpotensi memperkuat implementasi pembelajaran mendalam di Sekolah Dasar. SOLO menyediakan skema evaluatif yang jelas untuk mengukur kedalaman pemahaman, sementara Tri Pramana menawarkan pendekatan pedagogis untuk mencapai level-level tersebut. Integrasi ini memfasilitasi desain instrumen formatif yang tidak hanya menguji hasil akhir, tetapi juga proses berpikir, sehingga guru dapat memberikan umpan balik yang menargetkan kebutuhan pembelajaran mendalam.
Pelaksanaan
Kepala SDN 24 Dauh Puri menyampaikan dukungan penuh sejak awal pelaksanaan. “Program ini tepat waktu dan relevan dengan arah kebijakan pembelajaran mendalam. Guru perlu dibekali kerangka penilaian yang menilai kualitas pemahaman, bukan sekadar hafalan. Sekolah siap menyediakan waktu, sarana, dan keberlanjutan kerja sama dengan universitas,” ujar kepala sekolah dalam sambutan pembukaan. Kaprodi PGSD Dr. Dewa Ayu Made Manu Okta Priantini, S.Pd., M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk kontribusi nyata Perguruan Tinggi terhadap percepatan kesiapan pendidik khususnya di SDN 24 Dauh Puri dalam menerapkan Pembelajaran Mendalam yang berkualitas.
Kegiatan dipimpin oleh Dewa Made Dwicky Putra Nugraha, S.Pd., M.Pd., selaku ketua pelaksana dan fasilitator utama, yang didampingi tim dosen dan mahasiswa Prodi PGSD. Sebanyak 16 guru terdiri atas guru kelas I–VI dan guru mata pelajaran mengikuti rangkaian kegiatan yang dimulai dengan workshop intensif (in-service training) pada 28 Oktober 2025, dilanjutkan pendampingan praktik (on-service training) selama kurang lebih satu minggu hari kerja, dan diakhiri refleksi serta evaluasi daring yang akan dilaksanakan pada 14 November 2025.
Workshop menghadirkan tiga fokus utama: pengenalan SOLO Taxonomy, penjelasan Siklus Belajar Tri Pramana, dan teknik pengintegrasian keduanya dalam perencanaan pembelajaran serta penyusunan instrumen penilaian formatif. Peserta melakukan praktik langsung menyusun lesson plan dan soal formatif yang berorientasi pada indikator berjenjang SOLO. Selanjutnya, selama on-service training, guru mengimplementasikan rencana tersebut di kelas dengan pendampingan oleh tim.
Hasil evaluasi internal menunjukkan capaian signifikan: rata-rata skor kuis pemahaman peserta di akhir workshop melebihi 85%, dan 100% peserta mampu menghasilkan lesson plan yang memenuhi kriteria dengan sedikit penyempurnaan. Observasi lapangan mengindikasikan bahwa rancangan pembelajaran yang dikembangkan mudah diadaptasi ke konteks kelas nyata dan membantu guru menghasilkan instrumen penilaian yang fokus pada capaian berpikir mendalam.
Kesan peserta umumnya positif. “Workshop memberi kerangka kerja yang jelas untuk menilai pemahaman mendalam siswa dan memudahkan pembuatan soal formatif yang berjenjang,” kata salah seorang guru peserta. Guru lainnya menambahkan bahwa pendampingan langsung membantu menyesuaikan strategi pembelajaran sesuai karakteristik kelas sehingga hasil belajar menjadi lebih terukur.

















