DENPASAR | suaratabanan.id – Yayasan Lentera Anak Bali (LAB) merayakan ulang tahunnya yang ke-14 pada hari Minggu (27/4). Acara ini dilaksanakan di Sanggar Belajar dan Taman Baca Lentera Anak Bali yang berlokasi di Pasar Kumbasari, Denpasar. Dihadiri oleh anak-anak binaan serta para pengurus yayasan, acara berlangsung sederhana namun tetap penuh kemeriahan dan kehangatan.
Ketua Harian Yayasan LAB, Dr. dr. Anak Ayu Sri Wahyuni,Sp.KJ mengucapkan rasa syukur atas pencapaian yayasan yang telah bertahan hingga 14 tahun lamanya. Ia juga mengucapkan terima kasih karena keberadaan yayasan tak lepas dari adanya dukungan para relawan, sahabat, dan donatur.
Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Dokter Sri ini mengatakan Yayasan Lentera Anak Bali berkomitmen untuk membawa anak-anak Bali menuju masa depan yang lebih cerah tanpa kekerasan, termasuk kekerasan seksual.
Dokter Sri menjelaskan saat ini banyak orang tua muda dan orang tua bekerja sehingga anak-anak sulit mendapatkan pengasuhan yang baik dari orang tuanya. Hal ini sangat berpotensi membuat anak-anak mendapat kekerasan dan dieksploitasi. Menikah muda pun menjadi salah satu kasus yang harus dihentikan karena akan terus membuat lingkaran anak melahirkan anak.
“Kami ingin membina anak-anak memiliki etika, sopan santun, dan mampu menghormati dirinya serta keluarganya. Ini bertujuan untuk mencegah kekerasan pada anak dan eksploitasi anak, termasuk pekerja anak,” kata Dr. dr. Anak Ayu Sri Wahyuni,Sp.KJ.
Pengurus PMI Provinsi Bali Bidang Kesehatan ini juga menambahkan untuk mewujudkan cita-cita yayasan perlu diiringi dengan pendidikan yang baik. Melalui Sanggar Belajar dan Taman Baca, yayasan bekerja sama dengan relawan dan sahabat terus mengajarkan pengetahuan calistung dan keterampilan dasar kepada anak-anak.
Ia menceritakan ada generasi pertama yayasan yang akhirnya menikah muda walau bisa membaca menulis dan berhitung. Saat ini, anak-anaknya kembali disekolahkan ke Sanggar Belajar. Tentu ini menjadi pembelajaran bagi orang tua dan anak-anak lain karena telah menunjukkan pentingnya pendidikan.
Acara ini diisi dengan pemotongan tumpeng dan berbagai lomba seperti lomba menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, membaca puisi, dan lomba kelereng. Saat ini yayasan membina sekitar 45 anak-anak yang merupakan anak buruh suwun Pasar Kumbasari dan Pasar Badung. Mereka terdiri dari berbagai latar usia yang berbeda.
Kedepannya, Dokter Sri mewakili seluruh pengurus Yayasan Lentera Anak Bali berharap Akan banyak pihak-pihak yang terus mendukung dan berkolaborasi untuk mewujudkan masa depan yang lebih cerah dan penuh peluang. (ST-R)