Tabanan | suaratabanan.id – Memasuki pekan ketiga bulan Mei 2025, Tim Monitoring Data Desa Presisi dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Tabanan terus bergerak menembus batas wilayah demi mewujudkan satu data kabupaten berbasis desa. Sebanyak 11 dari 14 desa yang ada di Kecamatan Pupuan telah dikunjungi tim yang dikomandoi oleh I Wayan Muliana bersama para tenaga ahli IT, Sutrisna Wibawa, Adam Wiguna, Adi Sutrisna, serta staf teknis Dewa Arianta dan Dewa Agus Seputrayana.
Kunjungan ini bukan sekadar agenda formalitas. Tim Dinas Kominfo hadir dengan semangat kolaborasi, bukan untuk menggurui atau mendikte. Dengan duduk bersila di Bale Desa, berdiskusi dan mendengarkan dengan hati terbuka, mereka menyimak langsung berbagai keluh kesah dan tantangan teknis yang dihadapi para perangkat desa dalam proses survei, pendataan, penginputan, serta pemutakhiran data demografi melalui aplikasi OpenSID.
“Kami ingin mendengar langsung dari lapangan. Apa yang menjadi hambatan, bagaimana solusinya, dan sejauh mana sinergi bisa dibangun,” ujar I Wayan Muliana saat berdialog dengan Perangkat Desa dan para Kawil di Wilayah Desa Jelijih Punggang, Pupuan, Tabanan, Selasa, (20/5).
Dari rangkaian diskusi dan sharing yang berlangsung penuh kekeluargaan, terlihat benang merah yang sangat jelas: desa adalah sumber dari segala sumber data. Dalam konteks ini, keberadaan para kawil (kepala wilayah) memegang peranan sentral. Mereka adalah ujung tombak dan garda terdepan dalam melakukan pendataan. Para kawil mengetahui dengan detail karakteristik wilayah, dinamika penduduk, hingga potensi lokal di banjar-banjar mereka.
“Kalau bukan kawil yang bergerak, siapa lagi yang tahu persis warganya? Mereka yang tahu siapa yang pindah, siapa yang meninggal, dan siapa yang belum tercatat,” ungkap I Wayan Sudasna Kepala Desa Jelijih Punggang dengan nada penuh semangat.
Komitmen Dinas Kominfo tidak hanya berhenti pada pemantauan. Mereka juga menyediakan pendampingan teknis secara langsung untuk memastikan proses input data berjalan akurat dan tepat waktu. Ini menjadi langkah konkret dalam menghadirkan kebijakan yang berbasis data dan fakta dari desa.
Dengan sinergi yang terus terbangun, harapan untuk menjadikan data sebagai dasar pembangunan bukan lagi impian. Karena sejatinya, data yang benar berasal dari desa yang benar-benar mengenal warganya — dan di situlah peran para kawil sebagai ujung tombak sesungguhnya. (m)